Suatu ilmu diciptakan pasti mempunyai tujuan dan juga pasti
mempunyai fungsi. Karena jika ilmu dibuat tidak berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai dan tidak mempunyai fungsi maka untuk apa menciptakannya. Begitu juga
dengan filsafat, ia juga mempunyai tugas dan fungsinya.
Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy,
menyebutkan bahwa tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa
ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif,
menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan
baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang
dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan
berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia
kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal,
baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun
keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat
mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak
bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis.
Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian,
perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan. Berbeda dengan pendapat Soemadi
Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran,
maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi
harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat
akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup
secara baik.
Oleh karena itu, kesimpulannya tugas dan fungsi adalah bahwa
filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik dan
filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi
manusia yang baik dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar