Dalam sebuah masyarakat perilaku sosial
sudah mendarah daging dan bahkan perilaku tersebut merupakan warisan
turun-temurun dari nenek moyang, namun kebenaran dari perilaku tersebut, masih
ada yang diragukan. Setelah belajar filsafat hendaknya kita mempunyai rasa
ingin tahu yang besar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar
kita, khususnya perilaku sosial. Apakah perilaku sosial merupakan sebuah
kebenaran? Nah, itu merupakan salah satu hal yang bisa dicarikan jawabannya
setelah kita berpikir secara mendalam (proses berfilsafat).
Perilaku sosial dikatakan sebuah kebenaran
karena menganut teori korespondensi yang mengatakan bahwa kebenaran itu
berdasarkan fakta. Jika kebenaran itu
berdasarkan fakta maka perilaku sosial yang dibahas merupakan perilaku
sosial yang berdasarkan perilaku yang nyata. Perilaku sosial sebagian dapat di
mengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas, namun sebagian juga tidak
dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Makna dari manifestasi
rasional bisa diartikan sebagai suatu perilaku sosial yang masuk akal dan ada
yang tidak masuk akal. Sebagian besar orang mengatakan jika perilaku itu sesuai
dengan akal atau sering diebut sebagai perilaku yang rasional maka cenderung
perilaku rasional itu benar.
Kebenaran suatu perilaku sosial hanya dapat
dimengerti dari arti subjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan
perilaku tersebut, yang mana setiap perilaku sosial pasti memiliki motif atau
tujuan. Contoh perilaku sosial yang sesuai dengan fakta yang dapat disebut
sebagai suatu kebenaran adalah seorang anak muda bertemu dengan orang yang
lebih tua maka anak muda tersebut harus menyapanya, jika tidak maka akan
terjadi suatu permasalahan dalam tata aturan masyarakat tersebut yang mana
telah mempercayai bahwa anak baik dan sopan pasti hormat kepada orang yang
lebih tua dengan cara menyapa jika bertemu.
Keyakinan tentang hal sperti yang di atas
juga termasuk tindakan sosial menurut Max Wber yaitu tindakan tradisional yang
bertujuan untuk melestarikan warisan nenek moyang. Di sebut dengan perilaku
yang benar karena mengandung nilai-nilai tertentu seperti kesopanan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial yang bersifat nyata dan postif adalah
suatu kebenaran sedangkan perilaku sosial yang bersifat tidak nyata
(imajinatif) dan negative tidak dikatakan sebagai suatu kebenaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar