Auguste
Comte dilahirkan di Montpellier, Perancis, tahun 1798. Keluarganya beragama
Katholik yang berdarah bangsawan. Meskipun demikian, Comte tidak terlau peduli
dengan kebangsawanannya. Dia mendapat pendidikan di Ecole Polytechnique di
Paris dan lama tak hidup disana.
Sumbangan kreatif yang khas dari Comte terhadap
perkembangan filsafat, ternyata dibarengi pula oleh sumbangan pemikirannya
terhadap sosiologi, bahkan Martindale melihatnya sebagai suatu sintesis antara
dua perspektif yang saling bertentangan mengenai keteraturan social :
positivisme dan organisme. Seperti dalam positivismenya, ia menerima dengan
sepenuhnya pandangan dunia ilmih atau berdasar hokum-hukum alam, serta strategi
untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan masyarakat. Orang positivis percaya
bahwa hokum-hukum alam yang mengendalikan manusia dan gejala social dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan social dan
politik untuk menyelaraskan institusi-institusi masyarakat dengan hokum-hukum
itu. Hasilnya berupa suatu masyarakat yang rasionya dapat menghasilkan kerja
sama dengan melenyapkan kepercayaan terhadap takhayul, ketakutan, kebodohan,
paksaan dan konflik social. Pandangan tersebut merupakan starting Comte
yang melahirkan positivisme.
Perspektif
organic menekankan tentang masyarakat sebagai suatu organisme, keseluruhan lebih
dari sekedar umlah bagian-bagiannya dan hanya dapat dimengerti sebagai
totalitas. Bagi Comte, suatu masyarakat yang benar hanya dapat mempertahankan
kebenaranya jika ia senantiasa memahami fungsi-fungsi social sebagaimana
memahami fungsi-fungsi biologis. Individu sesungguhnya adalah kelompok, karena
pemahaman terhadap organ tubuh merupakan pemahaman tentang keseluruhan fungsi organic.
Dalam perspektif organic ada bahaya bahwa usaha untuk membentuk
pembaruan-pembaruan mungkin mengganggu keutuhan masyarakat yang organic alamiah
itu diperlemah dan hancur. Mereka yang menerima pandangan ini sangat takut akan
bayang-bayang suatu masyarakat yang sebenarnya, tetapi sekedar massa individu
tanpa ikatan moral. Mereka takut bahwa tekanan positivis pada pembaharuan,
kepentingan diri rasional, dan individualisme sebenarnya akan mengahancurkan
dasar-dasar tatanan social dengan merombak konsensus moral yang mengikat
individu yang terdapat dalam berbagai tradisi suatu masyarakat yang sudah
terakumulasi, yang sudah disumbangkan oleh banyak generasi secara bertahap dan
melampaui pengetahuan mereka yang terbatas yang hendak menghancurkan tradisi-tradisi
ini demi peningkatan rasionalitas ilmiah dan kemajuan.
Suasana
politik dan social juga bergolak. Comte hidup diakhir-akhir Revolusi Perancis,
termasuk serangkaian pergolakan yang tampaknya berkesinambungan, seperti pada
saat Rezim Nepoleon Bonaparte, penggantian Monarki, revolusi dan periode
Republik. Dengan lingkungan social yang menggemparkan itu, tidak heran jika
Comte sangat menekankan pentingnya keteraturan social. Dalam pernyataannya
disebutkan bahwa masyarakat diancam oleh kekacauan intelektual dan social
politik maka menegakkan kembali keteraturan atas dasar pengetahuan hokum
masyarakat positif yang logis sangat penting untuk menjamin kemajuan yang terus
berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar