Manusia adalah satu-satunya makhluk
yang diberi kemampuan untuk berfikir, dengan berfikir manusia dapat memperoleh
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu diperoleh dari kegiatan berfilsafat.
Karena sejatinya berfilsafat adalah berfikir secara mendalam terhadap segala
sesuatu. Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara mendalam dan sungguh-sungguh. Dia memikirkan hal-hal baru,
karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu,
Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna kepada kehidupan,
manusia” memanusiakan diri dalam hidupnya” dan masih banyak lagi, semua itu
pada hakikatnya menyimpulkan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan
tertentu.
Permulaan filsafat adalah keheranan. Menurut
Aristoteles filsafat dimulai dengan suatu rasa kagum yang timbul dari suatu
problema, yakni suatu kesulitan yang dialami karena adanya
percakapan-percakapan yang saling kontradiksi. Hasrat akan mengerti itu
menyatakan diri dalam bermacam-macam pertanyaan-pertanyaan yang sungguh-sungguh
tak mudah dijawab dengan sekaligus. Keheranan itu dapat berpangkal pada hal-hal
yang sangat biasa saja, misalnya tentang bunga, pohon, burung, kucing, dan yang
teraneh dari semuanya itu ialah manusia itu sendiri. Manusia tentu
mempersoalkan dirinya sendiri, bahkan boleh dikatakan ia adalah teka-teki bagi
dirinya sendiri, suatu tanda tanya besar, suatu persoalan yang harus dikerjakan
sendiri, itu semua sering diistilahkan dengan perkataan “Rahasia Hidup”.
Rahasia artinya pertanyaan atau persoalan yang tak dapat dijawab dengan
sepenuhnya, karena jawaban yang diberikan itu selalu menimbulkan seratus
pertanyaan lain lagi, sebab selalu ada arti yang tidak atau belum kita tangkap.
Keheranan tersebut berubah sifatnya
menjadi kekaguman yang memperkaya manusia. Tetapi keheranan itu belum
dapat disebut filsafat. Keheranan barulah permulaan dalam berfilsafat,
sedangkan usaha untuk menyelami dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
itu barulah disebut filsafat, apabila
dilakukan secara sistematik.
Hal lain yang menimbulkan soal-soal filsafat
ialah bahwa manusia terikat oleh suatu cara bertindak suatu pola tingkah laku
atau perilaku yang kita sebut kesusilaan atau etika. (Dalam ajaran Islam
disebut : amar ma’ruf nahi munkar). Manusia tidak hanya merupakan teka-teki bagi
dirinya sendiri, tetapi juga suatu “tugas” yang harus diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya. Selain itu manusia juga mempersoalkan Tuhan. Ada yang membantah
akan adanya Tuhan, mempersoalkan dunia, dari mana asalnya, tujuannya akan
kemana, dan bagaimana mungkin adanya aturan dan tata tertib yang kita lihat di
dalamnya yang disebut hukum alam? Dan sebagainya. Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan itu sangatlah perting bagi seluruh hidup dan kehidupan
mansia, sebab inilah yang menetukan sikap kita terhadap dunia seisinya dan
terhadap Tuhan. Selanjutnya Mengenai diri kita sendiri, pada akhirnya semua
persoalan itu kita kembalikan kepada diri kita sendiri. Manusia tentu
mempersoalkan dirinya sendiri, bahkan inilah soal yang pertama timbul pada
waktu kita menjadi dewasa. Tetapi anehnya perkembangan atau ilmu pengetahuan
itu tidaklah memberi pemahaman untuk menguasai dirinya sendiri.
Filsafat timbul dari dorongan untuk mengerti.
Jadi jelaslah bahwa filsafat itu lahir dari dorongan untuk mengerti dengan
sempurna. Jadi dorongan untuk berfilsafat itu lahirnya dari kodrat manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan
memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia,
walaupun tidak setiap orang hidup
dapat menjadi ahli filsafat, namun yang dibicarakan atau dipersoalan dalam
filsafat itu memang berarti bagi kita semua. menurut Aristoteles manusia
memang betul betul boleh disebut “ens metaphysicum’, artinya makhIuk yang
menurut kodratnya berfilsafat. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa manusia
mengerti, bahwa hidupnya tergantung dari pengetahuannya, hal itu tak dapat
dipungkiri dan setiap perbuatan manusia menghendaki pengetahuan tentang apa
yang diperbuatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar