Ontolgi
secara etimlogis berasal dari bahasa yunani onto yang berarti sesuatu
yang sungguh-sungguh ada, kenyataan yang sesungguhnya, dan logos yang
berarti studi tentang, teori yang dibicarakan (Angeles,1981). Secara
terminologis, ontologi diartikan dengan metafisika umum. yaitu cabang filsafat
yang mempelajari tentang sifat dasar dari kenyataan yang terdalam membahas
asas-asas rasional dari kenyataan (Kattsoff,1986). Dengan kata lain,
permasalahan ontologi adalah menggali sesuatu dari yang nampak.
Pada
dasarnya, ilmu merupakan hasil dari penjajahan dalam pengalaman manusia. Sehingga,
ilmu bersifat terbatas pada pengalaman manusia itu sendiri. Ilmu tidak dapat
memaparkan persoalan yang tidak berwujud.
Dalam
persoalan ontologi, sebuah objek dapat dipaparkan melalui lima butir
pertanyaan. Pertama, objek tersebut bersifat satu atau banyak. Kedua,
bersifat transenden atau imanen. Ketiga, permanen atau baharu
(berubah-ubah). Keempat, jasmani atau rohani. Kelima, objek
tersebut bernilai atau tidak.
Dalam
struktur realitas, ilmu sosial berada dalam level ke empat. yakni merupakan
ilmu yang membahas dalam ranah relasi atas manusia. Dari situ dapat diketahui
bahwa ilmu sosial merupakan ilmu yang bersifat banyak (plural). Sebab, ilmu
sosial berjalan dalam pembahasan relasi atas manusia, dan pada dasarnya,
manusia bersifat kompleks, berbeda satu sama lain. Setiap pribadi memiliki
modelnya masing-masing, oleh karena itu, ilmu sosial pun bersifat banyak atau
plural.
Setelah
mengetahui objek dari ilmu sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu sosial
merupakan ilmu yang berada dalam struktur-struktur, dan mengambil bagian yang
menentukan proses alam (imanen). Ilmu sosia bukan lah sesuatu yang berada jauh
di atas hal-hal yang terdapat dalam pengalaman (transenden), seperti halnya
Tuhan.
Berbeda
dengan ilmu alam, ilmu sosial cendrung bersifat berubah-ubah, ilmu sosial
memandang kebenaran tidak berifat mutlak, yang ada hanya mendekati kebenaran,
Ia bergantung pada keadaan objek yang dikaji, dalam ilmu sosial saat ini, belum
tentu sama dengan beberapa abad lalu atau yang akan datang. Ilmu sosial tidak
dapat diprediksi seperti halnya ilmu alam karena objek-objek dari ilmu sosial
berbeda dalam bentuk, struktur serta sifatnya.
Dalam
buku filsafat komunikasi tulisan Dr. phil. Astrid S. Susanto,
1976. disebutkan, bahwa ilmu sosial bergerak dalam bidang mencari kebenaran
ataupun pembentukan pikiran-pikiran yang dianggap benar dalam masyarakat.
Sehingga dapat dilihat bahwa ilmu sosial berada dalam ruang lingkup rohani atau
tidak nampak.
Dalam
pertanyaan terakhir dalam ontologi yang memprtanyakan masalah bernilai atau
tidaknya sebuah objek, tentunya ilmu sosial sangat bernilai. Hal itu dapat
diketahui dengan berkembangnya ilmu sosial saat ini. Selain itu, ilmu sosial
selalu menjadi kajian dan perdebatan hangat dalam forum-forum diskusi.
Mengingat kembali objeknya bersifat unik dan sangat kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar