Senin, 11 Desember 2017

Mendidik Untuk Masa Depan


Oleh 
Nama : Fitri Handayani 
Nim    : 2227150048
Kelas  : V B (PGSD)
Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD

Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama bagi anak-anak pada umumnya. Pendidikan yang diselenggarakan melalui Sekolah Dasar ini diharapkan dapat mengantarkan peserta didik agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kelak dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Serta dapat menjadikan mereka menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, disiplin, bermoral dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seorang guru merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan. Seorang guru berperan besar dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa dan pembentukan karakter peserta didik. Pembentukan karakter erat kaitannya dengan guru Sekolah Dasar. Dimana guru Sekolah Dasar merupakan orang pertama yang membentuk dan menanamkan karakter pada seorang anak. Usia Sekolah Dasar adalah usia emas dalam membentuk karakter. Dimana sikap-sikap yang kita tanamkan akan membekas di ingatan peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru Sekolah Dasar sebisa mungkin harus dapat menanamkan karakter dan memberikan contoh sikap yang baik pada peserta didiknya. Karena seyogyanya seorang guru merupakan figur yang selalu di gugu dan di tiru oleh siswanya.
Akan tetapi banyak orang di masyarakat yang meremehkan pekerjaan guru Sekolah Dasar. Banyak yang mengatakan bahwa menjadi guru SD itu mudah dibandingkan menjadi guru di SMP maupun SMA. Karena mereka beranggapan bahwa pelajaran anak SD itu gampang, tidak serumit jika dibandingkan dengan pelajaran anak SMP maupun SMA. Memang benar, pelajaran anak usia Sekolah Dasar lebih mudah daripada pelajaran di tingkat SMP maupun SMA. Akan tetapi mengajari anak usia Sekolah Dasar jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengajari anak usia SMP dan SMA. Di tambah lagi karakter anak SD yang sangat tidak mudah diatur ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada anak yang ngobrol, ada anak yang berjalan kesana kemari, ada anak yang menjahili temannya, bahkan ada juga anak yang  menangis dan berkelahi. Hal tersebut sangat jauh lebih sulit dibandingkan berhadapan dengan karakter anak SMP dan SMA yang mudah diatur karena sudah mulai berpikiran dewasa.
Menjadi guru Sekolah Dasar bukanlah pekerjaan yang mudah seperti membalikan telapak tangan. Hal tersebut juga sempat saya rasakan ketika mengajar di SDN Kemang beberapa waktu yang lalu. Banyak sekali hal-hal tak terduga yang terjadi ketika mengajar langsung di lapangan. Pengalaman tersebut sangat amat jauh berbeda dengan apa yang pernah saya rasakan ketika melakukan microteaching di bangku perkuliahan.
Ketika proses pembelajaran yang saya lakukan di SDN Kemang, tepatnya di kelas IV Sekolah Dasar, saya menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di kelas. Permasalahan tersebut lebih mengarah pada karakter siswa yang kurang baik. Diantaranya masih banyak siswa yang selalu ribut ketika proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang suka menjahili dan berkata kasar, ada juga siswa yang selalu menyalahkan temannya. Bahkan, ada juga siswa yang sampai berkelahi dan memukul temannya.
Oleh karena itu, untuk menanamkan karakter pada permasalahan tersebut saya memulainya dengan mengajarkan cara menghargai orang lain kepada peserta didik. Karakter tersebut, dibentuk dengan melakukan kegiatan diskusi di kelas. Dengan kegiatan diskusi ini, dapat membiasakan siswa agar lebih menghargai pendapat orang lain, tolong menolong, toleransi dan kerjasama dalam kelompok. Selain itu dengan diskusi juga dapat mengembangkan sikap sosial pada diri siswa. Pada saat kegiatan diskusi memang proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik dan situasi kelas tidak kondusif. Akan tetapi saya percaya bahwa sedikit demi sedikit karakter siswa dapat terbentuk kearah yang lebih baik.
Selain permasalahan karakter, permasalahan yang saya temukan ketika mengajar diantaranya, siswa cepat bosan ketika belajar sehingga mereka kurang menyimak materi yang sedang disampaikan. Ada juga siswa yang selalu berjalan kesana kemari ketika proses pembelajaran. Hal tersebut. memang disebabkan karena konsentrasi anak usia Sekolah Dasar biasanya hanya sekitar 30-45 menit. Oleh karena itu ketika di tengah-tengah proses pembelajaran, saya mengajak semua siswa untuk senam bersama. Dengan senam tersebut otak anak menjadi fresh dan akan semangat lagi mengikuti proses pembelajaran berikutnya. Tindakan yang saya ambil tersebut sependapat dengan teori seorang ahli yang mengatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip dalam mengajar. Salah satunya prinsip permainan dan hiburan. Ia menjelaskan, peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan apalagi setelah terjadi proses belajar mengajar. Karena selama di kelas siswa diliputi dengan suasana yang serius, hal tersebut membuat peserta didik menjadi bosan dan cepat lelah. Maka dari itu, guru disarankan agar memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk bermain, bergerak, menghibur diri dan kegiatan sejenisnya untuk merefreshkan otaknya.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan ketika saya melakukan praktik mengajar di kelas IV SDN Kemang Ada pengalaman yang baik, ada juga pengalaman yang kurang baik. Akan tetapi baik-tidaknya pengalaman tersebut saya jadikan sebagai pembelajaran untuk mengajar di masa depan nanti.
Dimana dari pengalaman tersebut, mengajarkan saya bahwa seorang guru di tuntut untuk selalu kreatif dalam pembelajaran dan dalam mengadapi siswanya. Selain itu, guru juga harus mempunyai kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi peserta didiknya. Mengingat berbagai macam karakter peserta didik di kelas, seorang guru juga harus mempunyai jiwa yang besar dan hati yang tulus dalam mendidik siswa-siswanya.
Menjadi seorang guru harus meluruskan niatnya, bahwa mengajar semata-mata untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Jika niatnya hanya untuk mengejar finansial, untuk menjadi PNS, untuk mendapat sertifikasi, bahkan hanya untuk mendapat pengakuan atau status, maka sebaiknya jangan menjadi guru. Karena hal tersebut akan berdampak negatif pada kualitas mengajarnya nanti dan berimbas pada peserta didik. Kesalahan dalam mengajar ataupun mendidik memang tidak dirasakan secara langsung dampaknya. Akan tetapi dampak tersebut akan berpengaruh pada masa depan peserta didik nanti dan juga masa depan bangsa kita.
Selain itu hal yang saya pelajari dari pengalaman yang saya dapatkan adalah bahwa banyak hal yang mesti dikorbankan untuk menjadi seorang guru Sekolah Dasar, seperti mengorbankan waktu, tenaga, dan perasaan. Apalagi jika dilihat dari sudut pandang saya sebagai perempuan. Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi seperti make-up, pulsa, pakaian dan lain-lain. Ditambah lagi jika dalam proses pembelajaran membutuhkan media. Seorang guru harus menyisihkan uangnya yang sedikit itu, untuk membeli perlengkapan media tersebut.
Banyak sekali beban yang harus dirasakan oleh seorang guru Sekolah Dasar, diantaranya beban mengajar, beban materi, dan juga beban dalam menghadapi berbagai karakter siswa yang unik. Melihat beban-beban tersebut, sangat memprihatinkan pula jika kita melihat penghasilannya yang tidak sebanding dengan jasanya. Kalo dilihat-lihat menjadi guru SD memang melelahkan dan banyak sekali dukanya. Selain itu, banyak juga tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi yang tidak sesuai dengan penghasilannya. Akan tetapi menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. apalagi jika kita melihat murid kita berprestai dan paham akan pelajaran yang kita sampaikan, perasaan duka atau lelah itupun menjadi hilang. Oleh karena itu, saya sebagai calon seorang guru sebisa mungkin menyiapkan hati mulai dari sekarang agar dapat mengajar dengan sabar dan tulus, semata-mata hanya untuk mencerdaskan anak bangsa dan membentuk karakter  peserta didik ke arah yang lebih baik.