11.Teori Nativisme
Teori ini
dipelopori oleh Arthur Scopenhaur (Jerman, 1788-1860). Aliran nativisme
berpandangan bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa
sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan
ditentukan oleh dasar turunan, misalnya jika ayahnya pintar maka kemungkinan
besar anaknya juga pintar. Para penganut aliran ini berpandangan bahwa bayi itu
lahir sudah membawa pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil
akhir pendidikan ditentukan oleh pembawan yang dibawa sejak lahir. Menurut
teori ini lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam memengaruhi perkembangan anak.
22.Teori Empirisme
Teori ini dipelopori
oleh Jhon Locke (Inggris 1704-1932). Aliran ini berpandangan bahwa hasil
belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan. Teori ini
sejalan dengan teori “tabularasa” dimana anak lahir ke dunia bagaikan kertas
putih yang bersih. Aliran ini tidak mengakui pembawaan atau potensi yang dibawa
sejak lahir. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh
besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian seorang pendidik
memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya.
33.Teori Konvergensi
Teori ini
dipelopori oleh William Stern (Jerman, 1871-1939), Teori ini berpandangan bahwa
bakat atau keturunan maupun lingkungan keduanya memainkan peranan penting bagi
perkembangan individu. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar