S. Takdir Alisyahbana menulis
dalam bukunya bahwa filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan
kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu
kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat
di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu
bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan
tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam
bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan
semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Melihat fenomena masyarakat
yang begitu banyak terjadi problema sosial, seperti kesenjangan kelas sosial
antara Si kaya dan Si Miskin, penguasaan kekuasaan alam, bahkan sampai pada
problema yang paling sensitive yakni masalah ketersinggungan kemanusiaan dan
kemasyrakatan. Disinilah peran dan manfaat Filsafat sosial yang sesungguhnya
yakni memelihara dan menjaga nilai kenyataan sosial yakni aspek teknis dan
aspek kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar