Kebiasaan
belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara ajek dari waktu ke
waktu dalam rangka pelaksanaan belajar di sekolah. Perlu diperhatikan bahwa
kebiasaan belajar tidaklah sama dengan keterampilan belajar. Kebiasaan belajar
adalah perilaku seorang siswa untuk bertindak dari waktu ke waktu dalam cara
yang sama, sedangkan keterampilan belajar adalah sistem, metode atau teknik
yang telah dikuasai oleh siswa untuk melakukan
Dalam
kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.
Kebiasaan belajar tersebut antara lain:
a)
Belajar
pada akhir semester;
b)
Belajar
tidak teratur;
c)
Menyianyiakan
kesempatan belajar;
d)
Bersekolah
hanya untuk bergengsi;
e)
Datang
terlambat bergaya pemimpin;
f)
Bergaya
jantan seperti merokok, sok menggurui teman;
g)
Bergaya
minta “belas kasihan” tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan
buruk tersebut dapat ditemukan di Sekolah yang ada di kota besar, kota kecil,
dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan
oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat
diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. Suatu pepatah
“berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian” dan berbagai petunjuk oleh teladan,
dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar. Pemberian penguat dalam
keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan
harga diri siswa (Dimyati:2009,246).
Setiap
siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaan-kebiasaannya akan tampak
berubah. Menurut Burghardt dalam Muhibbin Syah (2014:116), kebiasaan itu timbul
karena proses penyusutan kecenderungan karena respons dengan menggunakan
simulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan
perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan/pengurangan inilah,
muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Kebiasaan
ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti dalam classical dan operant
conditioning. Contoh: siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali
menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya
akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. Jadi, berbahasa
dengan cara yang baik dan benar itulah perwujudan perilaku blajar siswa tadi
(Syah:2014,117).
Kebiasaan
belajar baik dari segi cara belajar, waktu belajar, suasana belajar,
keteraturan belajar, dan lain-lain yang semua itu terbungkus menjadi gaya
belajar merupakan faktor penunjang keberhasilan belajar siswa. Selain itu
kebiasaan berpikir siswa saat belajar juga mendukung kemajuan hasil belajar.
Kebiasaan
belajar yang yang salah harus diperbaiki dan ditinggalkan, dan guru mencoba
mengembangkan kebiasaan belajar baru yang lebih bermakna. Untuk memperoleh
informasi mengenai kebiasaan belajar para siswa, guru dapat menggunakan teknik
observasi atau pengamatan terhadap cara belajar siswa, misalnya cara membaca
buku, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, dan cara
diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar