Setiap individu
lahir dalam masyarakat, kemudian ia berinteraksi dengan masyarakat sepanjang
hidupnya. Masyarakat adalah tempat kepribadian mereka tumbuh. Dari
pengalamannya di masyarakat seseorang dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan
hidupnya, mengenal hal-hal yang baik dan buruk serta mengetahui aturan-aturan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Interaksi manusia dalam masyarakatnya juga menimbulkan suatu
ilmu yang bernama sosiologi. "Sosiologi" terdiri dari dua kata:
socius, yang berarti pendamping atau asosiasi, dan logo, yang berarti ilmu atau
belajar. Makna etimologis dari "sosiologi" demikian ilmu masyarakat.
Bangsa barat Auguste Comte
sebagai Bapak Sosiologi Modern. Ia mengatakan
bahwa Kajian tentang kehidupan sosial manusia disebut dengan kata sisiologi.
Karena manusia yang menjadi objek kajian sosiologi itu bersifat dinamis maka
para pemikir meninjau pengertian sosiologi dari berbagai sudut pandang, antara
lain:
1. Max weber, sosiologi adalah ilmu yang berupaya
memahami tindakan-tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
2. Selo Soemirdjan dan Soelaeman Soemardi,
menurut mereka sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soerjono soekanto, sosiologi merupakan ilmu
yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan
berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat dimana di dalamnya
mempelajari tentang pola tingkah laku seseorang dengan lingkungannya. Sosiologi
memaknai metode observasi dan berusaha menerangkan sebab-musabab suatu gejala
sosial yang konkrit dari keadaannya yang lebih luas. Maka sosiologi tetap
berada di bidang kejadian yang dapat diobservasi. Dari pernyataan tersebut
menimbulkan suatu pemahaman bahwa dalam mencari atau menemukan ilmu sosiologi
berawal dari kegiatan berpikir, mencari tahu dan melakukan observasi. Proses
pencarian tersebut dapat juga dianamakan sebagai proses berfilsafat. Lalu,
apakah filsafat dan sosilogi itu berhubungan? Ya benar. Hal ini akan di
jelaskan sebagai berikut.
Hubungan antara filsafat ilmu
dan sosiologi ilmu. Sosiologi ilmu adalah sebuah disiplin yang secara teoritis
berusaha menganalisis kaitan antar pengetahuan dengan kehidupan secara
metodologis berupaya menelusuri bentuk-bentuk yang diambil oleh kaitan itu
dalam perkembangan intelektual manusia. Sosiologi adalah ilmu sosial yang
dulunya berinduk pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok=pokok pikiran
sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji
tentang kehidupan manusia. Sudah menjadi sifat bawaannya, bahwa sosiologi sejak
berkembang hingga dewasa ini menjadi disiplin yang berdiri sendiri, yang selalu
berada di dalam suasana pergulatan pemikiran dikalangan tokoh-tokohnya.
Sosiologi memberikan informasi yang cukup tentang adanya keterkaitan antara
proses keilmuan tertentu dengan faktor-faktor lain diluar keilmuan misalnya ideologi,
tradisi keagamaan, otoritas politik, ekonomi dan lain-lain. Dimana kita
mengetahui pada zaman Thales yakni ketika dia berhenti di wilayah Mesir, dia
melihat keadaan masyarakat dimana mereka sangat membutuhkan air, dari situlah
muncul pernyataan dia bahwa air adalah sesuatu yang penting setelah dia melihat
keadaan di wilayah tersebut. Inilah yang menjadikan filsafat sangat berhubungan
dengan sosiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar