Perkembangan ilmu pengetahuan sering kali
melupakan faktor manusianya, di mana bukan lagi teknologi yang berkembang
seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia, namun juga justru sebaliknya
dimana manusialah akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan teknologi.
Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan bagi
kehidupan manusia melainkan dia berada untuk tujuan eksistensinya sendiri.
Sesuatu yang terkadang harus dibayar mahal oleh manusia yang kehilangan
sebagian arti dari kemanusiaannya. Manusia sering dihadapkan dengan situasi
yang tidak bersifat manusiawi, terpenjara dalam kisi-kisi teknologi, yang
merampas kemanusiaandan kebahagiaannya. Oleh karena itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan pengaruh negatif seperti dekadensi moral.
Ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya
bertujuan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya, namun
kelihatannya yang terjadi malah berbeda. Manusia kesulitan untuk meletakkan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada jalur tujuannya dengan benar. Manusia
kelihatan bukan lagi pemilik dan pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi
hamba dari keduanya. Dewasa ini, ilmu pengetahuan bahkan telah berada di ambang
kemajuan yang mampu untuk mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu
sendiri. Ilmu pengetahuan bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia
untuk mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan untuk mengubah hakikat
kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan bukan
lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan
juga ikut menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Ketika masalah dekadensi moral
yang menjadi objek kajian dalam filsafat, maka cabang filsafatnya adalah
filsafat moral atau etika. Selain itu, karena dekandensi moral sendiri dalam
tulisan ini ditelisik sebagai pengaruh negatif dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka cabang filsafat lainnya yang terkait filsafat
ilmu pengetahuan, terutama bagian aksiologinya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
hasil karya ilmuwan secara individual yang kemudian disosialisasikan kepada
masyarakat. Peranan ilmuwan inilah yang menonjol dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan mampu mengubah wajah peradaban. Kreativitas ilmuwan yang
didukung oleh sistem komunikasi sosial yang bersifat terbuka menjadi proses
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan sangat efektif.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka seorang ilmuwan harus memiliki kepekaan dan tanggung jawab
besar terhadap pelbagai konsekuensi etis ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Sebab dialah satu-satunya orang yang dapat mengikuti dari dekat
perkembanganperkembangan yang konkret. Namun memang seorang ilmuwan sebenarnya
tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah penyalahgunaan hasil penemuannya.
Manusia tampaknya tetap cenderung untuk menciptakan pedang yang bermata dua,
yaitu satu dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan, mata yang lain dipakai
untuk mendatangkan kerusakan.
Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi telah banyak berjasa untuk membantu manusia dalam kehidupan
kesehariannya. Akan tetapi, adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diabaikan
begitu saja pula adanya pengaruh negatif dari keduanya berupa menurunnya atau
bahkan nilai-nilai moral. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan dan teknologi juga
berpengaruh negatif pada terjadinya dekadensi moral. Pengaruh negatif yang
muncul dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak seharusnya membuat
manusia pesimis bahkan menyerah terhadap perkembangan tersebut. Manusia tidak
seharusnya hanya mengekor kepada ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi
budak. Ilmu pengetahuan dan teknologilah yang seharusnya berada di tangan
manusia atau berada di bawah kendali manusia. Kemampuan berpikir dan
berimajinasi manusia dalam wujud ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat
dihentikan, dibendung, atau dimatikan, namun barangkali dapat dikontrol agar
tidak kebablasan. Manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diperbuatnya. Tanggung jawab bukan saja dalam arti normatif, namun juga dalam
arti kedudukan manusia itu di antara manusia-manusia lain. Berbicara mengenai
tanggung jawab secara tidak langsung berbicara mengenai manusia yang
mempraktikkannya, menerapkan, dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu. Jari telunjuk kita dengan mudah menunjuk kepada oknum yang terkait
langsung dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni para
ilmuwan. Para ilmuwan memang memiliki tanggung jawab etis untuk mengarahkan
agar perjalanan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap pada ‘orbitnya’. Mereka
harus berusaha untuk menemukan suatu orientasi hidup yang dapat memberikan arah
dan pegangan bagi perbuatan serta perilaku dirinya pribadi dan masyarakat
kebanyakan
Apabila kita berbicara mengenai peran
filsafat dalam menghadapi dekadensi moral. Filsafat mungkin hanya dapat
menjelaskan sebab-sebab munculnya dekadensi moral, menjelaskan cara-cara
mengatasi sebab-sebab tersebut, menerangkan cara-cara penanganan dekadensi
moral. Sementara pelaksanaannya sendiri sangat tergantung kepada manusianya
sendiri.
Filsafat atau berfilsafat mengajak manusia
bersikap arif dan berwawasan luas terdapat berbagai masalah yang dihadapinya,
dan manusia diharapkan mampu untuk memecahkan masalah-masalah. berfilsafat
dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar
pandangan hidup dan atau ide-ide yang muncul karena keinginannya. , Filsafat
dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi permasalahan, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan lainnya (interaksi dengan
masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain) secara lebih rasional, lebih arif,
dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan. Terutama bagi para ilmuwan
ataupun para mahasiswa dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis, analisis kritis
secara komprehensif dan sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang
dituangkan di dalam suatu riset, penelitian, ataupun kajian ilmiah lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami
bahwa kita harus mengetahui peran filsafat dalam kaitanya dengan pola pikir dan
pola hidup pada zaman globalisasi dan kita senantiasa dapat memanfaatkan peran
dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini dengan
baik sesuai dengan kebutuhan hidup manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar