Sebagai
seorang guru kita harus bisa mengetahui karakter-karakter anak muridnya.
Karakterstik peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam mempelajari
karakteristik peserta didik tersebut diperlukan yang namanya suatu ilmu
pengetahuan yang bernama psikologi. Psikologi itu sendiri pada mulanya berawal
dari filsafat, karena semua ilmu baik ilmu psikologi, matematika, ilmu
pengetahuan alam dan ilmu-ilmu lainnya berangkat dari filsafat. Nah, disini
penulis akan membahas tentang bagaimanakah psikologi menurut filsafat dan
bagaimana pula hubungan antar keduanya?
Kita
mulai dengan pengertian psikologi dan filsafat itu sendiri. Psikologi adalah
suatu ilmu pengetahuan mengenai jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaan. Sedangkan filsafat adalah sekumpulan problema yang
langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan di carikan jawabannya oleh
ahli-ahli filsafat.
Psikologi dan filsafat mempunyai
hubungan yang sangat erat, karena Filsafat sebenarnya merupakan ibu kandung
dari psikologi dan Psikologi merupakan cabang dari filsafat. tetapi sekarang
psikologi sudah berdiri dan berpisah dari ilmu induknya (filsafat). Filsafat
memiliki hubungan dengan psikologi, mereka masih mempunyai hubungan, khususnya
antara psikologi dengan filsafat ilmu terutama tentang sifat, hakekat, dan
tujuan ilmu pengetahuan.
Subjek
kajian psikologi adalah manusia. Psikologi itu sendiri mempelajari tingkah laku
manusia. Dimana ia berperan dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan
dengan akal, kehendak, dan pengetahuan. Sedangkan, filsafat juga berangkat dari
apa yang dialami oleh manusia, Filsafat memerlukan data dari ilmu, jika ahli
filsafat manusia hendak menyelidiki adakah manusia itu, iya harus mengetahui
gejala tindakan manusia. Dalam hal ini, ilmu yang bernama psikologi akan
menolong filsafat dengan sebaik-baiknya dangan hasil penelitiannya. Filsafat
tentang kemanusiaan, akan sangat pincang dan mungkin jauh dari kebenaran jika
tidak menghiraukan hasil psikologi. Disebutkan bahwa, sebelum menjadi disiplin
ilmu yang mandiri, psikolgi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran
dan filsafat yang hingga sekarang masih nampak pengaruhnya.
Dalam metode filsafat biasanya
mengembangkan metode fenomenologi sebagai alternatif pendekatan dalam ilmu
psikologi. Filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat dalam ilmu
psikologi. Dalam konteks perkembangan, psikologi sosial filsafat juga bisa
memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk teori-teori sosial dan
refleksi teori-teori sosial kontemporer.
Selain itu, filsafat juga bisa
menegaskan akar historis ilmu psikologi. Psikolog bisa mempelajari teks-teks
kuno filsafat tentang refleksi perilaku dan konsep jiwa manusia agar semakin
memahami akar historis ilmu mereka, serta persoalan apa saja yang ada di
dalamnya. Filsafat juga menjadi landasan berpikir aliran-aliran dalam psikologi
seperti:
- Psikologi behaviorisme didasari oleh positivisme yang berakar pada empirisisme dan pengalaman.
- Psikologi Gestalt dapat diamati dengan fenomenologi.
- Psikoanalisa didasari oleh determinisme dan positivisme.
- Psikologi kognitif memiliki dasar rasionalisme
Filsafat itu mempertanyakan jawaban,
sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah). jadi dengan berfilsafat,
psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya, karena terus diberikan
pertanyaan, seperti kenapa, mengapa, apa alasannya dan terus begitu sampai
akhirnya ada kesimpulan dari pertanyaan (permasalahan) itu.
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi menurut filsafat adalah
suatu ilmu pengetahuan yang memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang
disebutkan oleh filsafat. Psikologi itu sendiri juga bisa menjadi dasar acuan
agar filsafat dapat menemukan kebenarannya. Hubungan psikologi dengan filsafat
adalah bahwa psikologi itu merupakan cabang dari filsafat dan keduanya juga
berpengaruh besar terhadap pengetahuan mengenai manusia dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar