Apakah
Filsafat Musuh Agama? Itulah pertanyaan yang penulis pikirkan setelah
mempelajari filsafat. Di dunia ini juga pasti ada beberapa orang yang
menganggap bahwa agama dengan filsafat merupakan musuh, dan berpikiran bahwa
agama selalu benar dan filsafat selalu salah. Tetapi disini penulis menemukan
bahwa filsafat dan agama saling berkaitan dan tidak benar jika dikatakan bahwa
filsafat dengan agama adalah musuh.
Orang-orang yang mengetahui secara mendalam tentang
sejarah agama dan filsafat pastinya memahami dengan benar bahwa agama dan filsafat tidak bertentangan.
Pertentangan antara
keduanya hanya dilihat oleh orang yang memandang
dari satu sudut pandang saja. Seperti, seseorang mengatakan bahwa filsafat
benar dan agama salah karena ia hanya melihat dari sudut pandang filsafat saja.
Sedangkan ada juga orang yang berpandangan bahwa agama benar dan filsafat
salah, karena ia hanya memandang dari sudut pandang agama saja.
Agama memang tidak mudah untuk di
defenisikan karena agama mengambil bentuk yang bermacam-macam, namun semua
orang berkesimpulan bahwa agama segala yang menunjukkan pada kesucian, rasa
suci. Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam
sejarah dan kehidupan manusia.
Sebagian pemikir yang berwawasan
dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang
ekstrim, serta dipandang bahwa persoalan-persoalan agama dipisahkan dengan filsafat agar tidak "ternodai" dan "tercemari". Mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi, usaha
pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan
erat dengan hakikat dan tujuan akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat
mengartikan dan menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan
hakiki.
Jika agama membincangkan tentang eksistensi-eksistensi di
alam dan tujuan akhir perjalanan segala maujud, lantas bagaimana mungkin agama
bertentangan dengan filsafat. Bahkan agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi
penting sebagai subyek penelitian dan pengkajian filsafat.
Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-keyakinan dan
tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang penganut
agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan menghayati secara
rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan kepercayaan agamanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan
salah satu faktor perusak keimanan. Filsafat bahkan mempunyai peran sebagai alat dan perantara yang bermanfaat untuk
meluaskan pengetahuan dan makrifat tentang makna terdalam dan rahasia-rahasia
doktrin suci agama, dengan ini niscaya menambah kualitas pengahayatan dan
apresiasi kita terhadap kebenaran ajaran agama. Walaupun hasil-hasil penelitian
rasional filsafat tidak bertolak belakang dengan agama, tapi sebaiknya
sebagai penganut agama, kita justru harus bersikap proaktif dan melakukan berbagai pengkajian dalam bidang filsafat
sehingga landasan keimanan dan keyakinannya semakin kuat dan terus sempurna, bahkan karena motivasi keimananlah mendorongnya
melakukan observasi dan pembahasan filosofis yang mendalam terhadap
ajaran-ajaran agama itu sendiri dengan tujuan menyingkap rahasia dan hakikatnya
yang terdalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar