Oleh
Nama : Fitri Handayani
Nim : 2227150048
Kelas : V B (PGSD)
Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD
Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama bagi anak-anak pada umumnya. Pendidikan yang diselenggarakan melalui Sekolah Dasar ini diharapkan dapat mengantarkan peserta didik agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kelak dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Serta dapat menjadikan mereka menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, disiplin, bermoral dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nama : Fitri Handayani
Nim : 2227150048
Kelas : V B (PGSD)
Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD
Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama bagi anak-anak pada umumnya. Pendidikan yang diselenggarakan melalui Sekolah Dasar ini diharapkan dapat mengantarkan peserta didik agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kelak dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Serta dapat menjadikan mereka menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, disiplin, bermoral dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seorang guru merupakan kunci utama
tercapainya tujuan pendidikan. Seorang guru berperan besar dalam mencerdaskan
generasi penerus bangsa dan pembentukan karakter peserta didik. Pembentukan
karakter erat kaitannya dengan guru Sekolah Dasar. Dimana guru Sekolah Dasar
merupakan orang pertama yang membentuk dan menanamkan karakter pada seorang anak.
Usia Sekolah Dasar adalah usia emas dalam membentuk karakter. Dimana
sikap-sikap yang kita tanamkan akan membekas di ingatan peserta didik. Oleh
karena itu, seorang guru Sekolah Dasar sebisa mungkin harus dapat menanamkan
karakter dan memberikan contoh sikap yang baik pada peserta didiknya. Karena
seyogyanya seorang guru merupakan figur yang selalu di gugu dan di tiru oleh
siswanya.
Akan tetapi banyak orang di masyarakat
yang meremehkan pekerjaan guru Sekolah Dasar. Banyak yang mengatakan bahwa
menjadi guru SD itu mudah dibandingkan menjadi guru di SMP maupun SMA. Karena mereka
beranggapan bahwa pelajaran anak SD itu gampang, tidak serumit jika
dibandingkan dengan pelajaran anak SMP maupun SMA. Memang benar, pelajaran anak
usia Sekolah Dasar lebih mudah daripada pelajaran di tingkat SMP maupun SMA. Akan
tetapi mengajari anak usia Sekolah Dasar jauh lebih sulit dibandingkan dengan
mengajari anak usia SMP dan SMA. Di tambah lagi karakter anak SD yang sangat tidak
mudah diatur ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada anak yang ngobrol, ada
anak yang berjalan kesana kemari, ada anak yang menjahili temannya, bahkan ada
juga anak yang menangis dan berkelahi. Hal
tersebut sangat jauh lebih sulit dibandingkan berhadapan dengan karakter anak
SMP dan SMA yang mudah diatur karena sudah mulai berpikiran dewasa.
Menjadi guru Sekolah Dasar bukanlah
pekerjaan yang mudah seperti membalikan telapak tangan. Hal tersebut juga
sempat saya rasakan ketika mengajar di SDN Kemang beberapa waktu yang lalu.
Banyak sekali hal-hal tak terduga yang terjadi ketika mengajar langsung di lapangan.
Pengalaman tersebut sangat amat jauh berbeda dengan apa yang pernah saya rasakan
ketika melakukan microteaching di
bangku perkuliahan.
Ketika proses pembelajaran yang saya
lakukan di SDN Kemang, tepatnya di kelas IV Sekolah Dasar, saya menemukan beberapa
permasalahan yang terjadi di kelas. Permasalahan tersebut lebih mengarah pada
karakter siswa yang kurang baik. Diantaranya masih banyak siswa yang selalu
ribut ketika proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang suka menjahili dan
berkata kasar, ada juga siswa yang selalu menyalahkan temannya. Bahkan, ada juga
siswa yang sampai berkelahi dan memukul temannya.
Oleh karena itu, untuk menanamkan karakter
pada permasalahan tersebut saya memulainya dengan mengajarkan cara menghargai
orang lain kepada peserta didik. Karakter tersebut, dibentuk dengan melakukan
kegiatan diskusi di kelas. Dengan kegiatan diskusi ini, dapat membiasakan siswa
agar lebih menghargai pendapat orang lain, tolong menolong, toleransi dan kerjasama
dalam kelompok. Selain itu dengan diskusi juga dapat mengembangkan sikap sosial
pada diri siswa. Pada saat kegiatan diskusi memang proses pembelajaran kurang
berjalan dengan baik dan situasi kelas tidak kondusif. Akan tetapi saya percaya
bahwa sedikit demi sedikit karakter siswa dapat terbentuk kearah yang lebih baik.
Selain permasalahan karakter, permasalahan
yang saya temukan ketika mengajar diantaranya, siswa cepat bosan ketika belajar
sehingga mereka kurang menyimak materi yang sedang disampaikan. Ada juga siswa
yang selalu berjalan kesana kemari ketika proses pembelajaran. Hal tersebut.
memang disebabkan karena konsentrasi anak usia Sekolah Dasar biasanya hanya
sekitar 30-45 menit. Oleh karena itu ketika di tengah-tengah proses
pembelajaran, saya mengajak semua siswa untuk senam bersama. Dengan senam
tersebut otak anak menjadi fresh dan akan
semangat lagi mengikuti proses pembelajaran berikutnya. Tindakan yang saya
ambil tersebut sependapat dengan teori seorang ahli yang mengatakan bahwa terdapat
prinsip-prinsip dalam mengajar. Salah satunya prinsip permainan dan hiburan. Ia
menjelaskan, peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan apalagi
setelah terjadi proses belajar mengajar. Karena selama di kelas siswa diliputi
dengan suasana yang serius, hal tersebut membuat peserta didik menjadi bosan
dan cepat lelah. Maka dari itu, guru disarankan agar memberikan kesempatan
kepada peserta didiknya untuk bermain, bergerak, menghibur diri dan kegiatan
sejenisnya untuk merefreshkan
otaknya.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman
yang saya dapatkan ketika saya melakukan praktik mengajar di kelas IV SDN
Kemang Ada pengalaman yang baik, ada juga pengalaman yang kurang baik. Akan
tetapi baik-tidaknya pengalaman tersebut saya jadikan sebagai pembelajaran
untuk mengajar di masa depan nanti.
Dimana dari pengalaman tersebut,
mengajarkan saya bahwa seorang guru di tuntut untuk selalu kreatif dalam pembelajaran
dan dalam mengadapi siswanya. Selain itu, guru juga harus mempunyai kesabaran
yang luar biasa dalam menghadapi peserta didiknya. Mengingat berbagai macam
karakter peserta didik di kelas, seorang guru juga harus mempunyai jiwa yang
besar dan hati yang tulus dalam mendidik siswa-siswanya.
Menjadi seorang guru harus meluruskan
niatnya, bahwa mengajar semata-mata untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Jika niatnya hanya untuk mengejar finansial, untuk menjadi PNS, untuk mendapat
sertifikasi, bahkan hanya untuk mendapat pengakuan atau status, maka sebaiknya
jangan menjadi guru. Karena hal tersebut akan berdampak negatif pada kualitas
mengajarnya nanti dan berimbas pada peserta didik. Kesalahan dalam mengajar ataupun
mendidik memang tidak dirasakan secara langsung dampaknya. Akan tetapi dampak
tersebut akan berpengaruh pada masa depan peserta didik nanti dan juga masa
depan bangsa kita.
Selain itu hal yang saya pelajari dari
pengalaman yang saya dapatkan adalah bahwa banyak hal yang mesti dikorbankan
untuk menjadi seorang guru Sekolah Dasar, seperti mengorbankan waktu, tenaga,
dan perasaan. Apalagi jika dilihat dari sudut pandang saya sebagai perempuan.
Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi seperti make-up, pulsa,
pakaian dan lain-lain. Ditambah lagi jika dalam proses pembelajaran membutuhkan
media. Seorang guru harus menyisihkan uangnya yang sedikit itu, untuk membeli
perlengkapan media tersebut.
Banyak sekali beban yang harus
dirasakan oleh seorang guru Sekolah Dasar, diantaranya beban mengajar, beban
materi, dan juga beban dalam menghadapi berbagai karakter siswa yang unik.
Melihat beban-beban tersebut, sangat memprihatinkan pula jika kita melihat
penghasilannya yang tidak sebanding dengan jasanya. Kalo dilihat-lihat menjadi
guru SD memang melelahkan dan banyak sekali dukanya. Selain itu, banyak juga
tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi yang tidak sesuai dengan penghasilannya.
Akan tetapi menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. apalagi
jika kita melihat murid kita berprestai dan paham akan pelajaran yang kita
sampaikan, perasaan duka atau lelah itupun menjadi hilang. Oleh karena itu,
saya sebagai calon seorang guru sebisa mungkin menyiapkan hati mulai dari
sekarang agar dapat mengajar dengan sabar dan tulus, semata-mata hanya untuk
mencerdaskan anak bangsa dan membentuk karakter
peserta didik ke arah yang lebih baik.